Penulis = Andrea Hirata
Penerbit = PT. Benteng Pusaka
Tanggal terbit = Juni 2011
Kategori = Cerita inspiratif
Tema = Cinta seorang anak, pengorbanan seorang ayah, dan kegigihan menggapai mimpi
Tokoh = 01) Ayah (Si bungsu) 05) Pelatih Amin 09)
02) Si sulung 06) Pak Cik, pemburu 10)
02) Si sulung 06) Pak Cik, pemburu 10)
03) Van Holden 07) 11)
04) Si tengah 08) 12)
Ringkasan =
Pada zaman penjajahan Belanda, di Belitong, ada 3 lelaki kecil yang berusia 13, 15, dan 16 tahun diseret Belanda untuk ditugaskan menggantikan ayah mereka yang hampir sepanjang hidup telah ditindas Belanda, sampai lunas tenaga dan usianya. Mereka bertiga bersama dengan ratusan anak lainnya yang di bawah umur harus melakukan kerja rodi. Kehidupan ketiga bersaudara dan seluruh warga di Belitong suram terutama kehadiran pemimpin Distric beheerder Van Holden yang memimpin wilayah ekonomi Pulau Bangka dan Belitong dengan kejam. Van Holden juga membangun tangsi yaitu tempat para ekstremis disiksa tanpa ampun walaupun hanya melakukan kesalahan sepele. Contohnya tidak menunduk jika melewati bendera Belanda dan tidak turun dari sepeda jika berpapasan dengan Belanda sehingga membuat warga Belitong sengsara. Peraturan ini harus ditaati semua warga Melayu agar tidak dibawa ke tangsi atau ditembak. Anehnya saat Peringatan lahirnya Ratu Belanda, orang-orang Melayu harus memeriahkannya dengan cara mengikuti piala District beheerder dimana Belanda selalu dijadikan pemenang.
Waktu terus berjalan, selanjutnya si bungsu dari 3 bersaudara itu menjadi ayah seorang anak lelaki bernama Ikal. Ikal sangat perhatian dan menyayangi ayahnya. Ayah Ikal pendiam dan penyabar. Namun setelah Ikal menemukan satu foto lama bergambar ayahnya di masa remaja, akhirnya Ikal mengetahui bahwa ayahnya pernah menjadi pemain sayap kiri kesebelasan kuli parit tambang yang hebat. Karena kehebatannya, kesebelasan prajurit Belanda kalah saat pertandingan perayaan ulang tahun Ratu Belanda (Ratu Yuliana). Ayah dibawa prajurit Belanda ke tangsi. Penduduk cemas akan nasib ayah saat itu, dan ketika ayah Ikal dilempar ke luar tangsi, keadaannya sangat memilukan tempuurung kaki ayah Ikal, punggungnya luka-luka. Itulah penyebab kaki ayah pincang dan ayah seperti selalu menahan haru ketika menyaksikan pertandingan sepak bola. Itu semua diceritakan oleh Pak Cik, pemburu kepada Ikal.
Setelah tahu cerita tersebut, Ikal bersemangat untuk menjadi pemain sayap kiri yang hebat agar ayah bangga setelah seleksi, Ikal berhasil menjadi pemain sayap kiri kesebelasan junior provinsi. Sayang, Ikal gagal menjadi pemain nasional PSSI, klub kesayngan Ikal dan ayahnya.
Usai SMU, Ikal kuliah di Universitas Sorbonne, Prancis. Selama musim panas, Ikal dan sepupunya, Arai berkelana di Eropa dan Afrika. Sampai di Spanyol, Arai pergi ke Alhambra dan Ikal ke Madrid. Walau keuangan kritis, Ikal berusaha membelikan kaus bertuuliskan Luis Figo di markas besar klub Real Madrid di Estadio Santiago Bernabeu. Ternyata kaus tersebut mahal, yaitu seharga 250 euro. Ikal hanya memiliki 60 euro. Ikal kecewa namun berjanji kepada Adriana, sang pramuniaga untuk kembali demi kaus yang juga ditandatangani Luis Figo itu, idola ayah Ikal.
Singkat cerita, Ikal mencari kerja di Barcelona. Pagi hingga siang hari menjadi tukang cat dan tukang angkat furnitur. Malam hari menjadi pembantu umum klub sepak bola junior Barca. Semua itu pekerjaan kasar. Memunguti bola, mengumpulkan kaus pemain, dan diperintah-perintah oleh pebantu pelatih utama. Selain itu, waktu senggang dipakai untuk mengamen.
Ketika sudah terkumpul 250 euro, Ikal segera ke Madrid. Untung saja kaus yang tinggal selembar itu disimpan Adriana untuk Ikal sehingga tidak dibeli orang lain. Ikal bahagia sekali, karena bisa memberikan kejutan bahagia kepada ayahnya. Ikal dan Adriana berteman baik. Adriana memberi tiket sepak bola Real Madrid melawan Valencia dengan harga sangat spesial. Tontonan sepak bola ini sangat bersejarah untuk Ikal sebagai orang kampung. Tak ada lagi hal yang membahagiakan Ikal selain bisa membahagiakan ayah tercinta.
Waktu terus berjalan, selanjutnya si bungsu dari 3 bersaudara itu menjadi ayah seorang anak lelaki bernama Ikal. Ikal sangat perhatian dan menyayangi ayahnya. Ayah Ikal pendiam dan penyabar. Namun setelah Ikal menemukan satu foto lama bergambar ayahnya di masa remaja, akhirnya Ikal mengetahui bahwa ayahnya pernah menjadi pemain sayap kiri kesebelasan kuli parit tambang yang hebat. Karena kehebatannya, kesebelasan prajurit Belanda kalah saat pertandingan perayaan ulang tahun Ratu Belanda (Ratu Yuliana). Ayah dibawa prajurit Belanda ke tangsi. Penduduk cemas akan nasib ayah saat itu, dan ketika ayah Ikal dilempar ke luar tangsi, keadaannya sangat memilukan tempuurung kaki ayah Ikal, punggungnya luka-luka. Itulah penyebab kaki ayah pincang dan ayah seperti selalu menahan haru ketika menyaksikan pertandingan sepak bola. Itu semua diceritakan oleh Pak Cik, pemburu kepada Ikal.
Setelah tahu cerita tersebut, Ikal bersemangat untuk menjadi pemain sayap kiri yang hebat agar ayah bangga setelah seleksi, Ikal berhasil menjadi pemain sayap kiri kesebelasan junior provinsi. Sayang, Ikal gagal menjadi pemain nasional PSSI, klub kesayngan Ikal dan ayahnya.
Usai SMU, Ikal kuliah di Universitas Sorbonne, Prancis. Selama musim panas, Ikal dan sepupunya, Arai berkelana di Eropa dan Afrika. Sampai di Spanyol, Arai pergi ke Alhambra dan Ikal ke Madrid. Walau keuangan kritis, Ikal berusaha membelikan kaus bertuuliskan Luis Figo di markas besar klub Real Madrid di Estadio Santiago Bernabeu. Ternyata kaus tersebut mahal, yaitu seharga 250 euro. Ikal hanya memiliki 60 euro. Ikal kecewa namun berjanji kepada Adriana, sang pramuniaga untuk kembali demi kaus yang juga ditandatangani Luis Figo itu, idola ayah Ikal.
Singkat cerita, Ikal mencari kerja di Barcelona. Pagi hingga siang hari menjadi tukang cat dan tukang angkat furnitur. Malam hari menjadi pembantu umum klub sepak bola junior Barca. Semua itu pekerjaan kasar. Memunguti bola, mengumpulkan kaus pemain, dan diperintah-perintah oleh pebantu pelatih utama. Selain itu, waktu senggang dipakai untuk mengamen.
Ketika sudah terkumpul 250 euro, Ikal segera ke Madrid. Untung saja kaus yang tinggal selembar itu disimpan Adriana untuk Ikal sehingga tidak dibeli orang lain. Ikal bahagia sekali, karena bisa memberikan kejutan bahagia kepada ayahnya. Ikal dan Adriana berteman baik. Adriana memberi tiket sepak bola Real Madrid melawan Valencia dengan harga sangat spesial. Tontonan sepak bola ini sangat bersejarah untuk Ikal sebagai orang kampung. Tak ada lagi hal yang membahagiakan Ikal selain bisa membahagiakan ayah tercinta.
T-Fal's T-PAL (T-Fal'T-PAL) - Stainless Steel - T-Fal
BalasHapusT-Fal'T-PAL. $20.00. FOR SALE! 2020 ford edge titanium for sale $14.00. FOR titanium legs SALE! $15.00. FOR SALE! $17.00. titanium band ring FOR SALE! titanium chain $17.00. FOR SALE! $18.00. FOR SALE! $19.00. t fal titanium FOR SALE!